Bapera

Ketum DPP Bapera Bicara Soal Perang Dunia, Cold War sampai Invasi Rusia Ukraina

Bagian I

Jakarta – “Dunia saat ini sudah bergeser Axisnya, petanya dan pemainnya. Kita kembali bicara geopolitik hal ini harus dan perlu dipelajari. Dari penjajahan ala Eropa ke seluruh dunia, hingga puncaknya perang dunia I dan II. Lalu masuklah periode New world order”, Ungkap Fahd El Fouz A Rafiq di awal ceritanya pada Selasa, (4/10).

Ketua Umum DPP Bapera mengatakan, “Quote unquote Amerika Axis centrum of Gravitates Amerika. Kebijakannya adalah luar negeri USA dan pemainnya negeri Paman Sam dan sekutunya. Awalnya ditahun 50 an sampai awal 90an musuhnya adalah komunisme dibawah Uni Soviet dan negara beraliran komunis melawan demokrasi”, ucapnya

“Penganut Demokrasi akan dibantu Amerika, komunisme dibantu Uni Soviet. Tiongkok masih negara underdeveloped Soviet, di zaman Mao Dze Dong tentunya, hingga separuh masa Deng Xiao ping masih dibantu Soviet”.

Mantan Ketum PP AMPG menambahkan, “Perang Demokrasi melawan komunisme disebut perang dingin (Cold war) karena perangnya perang Spy ( perang mata mata ala James Bond). Pihak barat bunuh ilmuwan Soviet, pihak KGB ambil data Intelijen NASA dan Pentagon. Kedua belah pihak saling adu spy, adu data, saling serang dalam shadow dan silent operation”.

“Kedua negara adi daya menciptakan senjata pemusnah massal, baik perang Biologi maupun bom nuklir, menyadap komunikasi, unggul unggulan di udara, baik pesawat tempur, alat komunikasi seperti jaringan kabel Internet hingga satelit”.

“Singkatnya Soviet bubar dengan masuknya pemahaman ekonomi kapitalis. Ketebukaan perestroika dan glasnotnya Mikhail Gorbachev pecahan EX  negara Soviet yang masing masing memerdekakan diri, Rusia pun merubah bentuk negaranya”.

Kemudian NATO yang harusnya bubar karena dia adalah bentukan Pakta pertahanan melawan Pakta pertahanan Warsawa ( threat from east). NATO dibuat untuk mengantisipasi ajaran Komunis dan ancaman Militer dari timur (blok Soviet). Begitu negara negara timur memerdekakan diri, lepas dari komunisme membentuk demokrasi ternyata NATO tetap menjalankan misinya.  Apa itu Misi besarnya  adalah ekonomi dibungkus pertahanan.

Mantan Ketum DPP KNPI ini melanjutkan, “Pengusaan pasar Eropa timur dengan pengaruh kekuatan militer, ini dalam buku perang namanya kolonialisme 2.0, satu satu negara blok timur bergabung dengan NATO, BAHKAN jika saat ini adalah 20 tahun Uni Soviet bubar ada 15 Negara pecahan Soviet yang gabung ke NATO dan menjadi kekuatan militer ekonomi yang menguat. Hal ini membuat Rusia khususnya Vladimir Putin cemas, dari kacamata putin tindakan menyerang Ukraina adalah semenjak Ukraina menyatakan akan gabung dengan NATO.

Putin beranggapan sikap Ukraina ini adalah ancaman, karena NATO sudah berada di pagarnya Rusia. Negara yang memisahkan Rusia dengan Negara negara NATO adalah Finlandia, Belarusia dan Ukraina.

Untuk itu Rusia harus ambil Georgia, Kremia, Belarusia sudah di tangan. Finlandia dan negara Nordic sikapnya netral. Dan tidak punya tentara yang kuat dan juga bukan member NATO, tutup Ketua DPP Ormas Partai Golkar.

ASW

Logo Bapera
Menguatkan jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).