Ketum DPP Bapera: Jika Indonesia Kena Resesi, Kita harus cepat Antisipasi. 

 

Bagian I 

 

Jakarta –  Dunia diprediksi Resesi tahun 2022 ini, apa yang terjadi di negara yang yang Resesi? Karena banyak negara yang dalam 2 kwartal pertumbuhannya negatif, dimana kita semua ketahui jika 2 kwartal pertumbuhan negatif dia dikatakan masuk ke dalam Resesi, ucap Fahd El Fouz A Rafiq Di Jakarta pada Minggu, (16/10).

 

“Dalam ekonomi makro resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat juga diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun”.

 

Ketua Umum DPP Bapera mengatakan, “Kontraksi resesi kali ini tidak sering terjadi dalam kehidupan berekonomi, apakah ini kontraksi seperti great depresion peristiwa 100 tahunan ? Menurut saya tidak. Karena sepertinya ada hal yang diluar kalkulasi normal akan terjadi pada beberapa bidang saja”, ungkapnya.

 

Yang dipukul karena mau dikuasai itulah analisa sementara.

Resesi kalau 2 kwartal turun dilanjutkan dengan 4 kuartal ini masuk krisis ekonomi, karena 1 tahun minus, lalu kalau terus berlanjut menjadi depresi ekonomi jika berlanjut terus menjadi 2- 3 tahun kemudian, itu bisa menjadi Great Depresion.

 

Resesi kali ini mungkin tidak termasuk kategori 100 tahunan, akan tetapi ini bisa menjadi sampai kategori krisis sampai akhir. Karena belum bergerak naik, banyak ekonom Indonesia terus memberikan spirit agar saat ini kita harus tetap optimis.

 

Mantan Ketum DPP KNPI memberikan Contoh ada sebuah jam tangan mewah yang pasarnya hanya 0,1 % populasi manusia ini tidak kenal kata Resesi,  Depresi dan Great Depression. Karena mereka tidak kenal dan ngak mati itu uangnya 7 turunan 6 tanjakan 5 tikungan uangnya ngak akan abis karena sistem bisnisnya sudah mengakar. Dari manusia Indonesia yang omzet bisnis penjualan pertahunnya diatas 50 Triliun rupiah.

 

Yang mengejutkan adalah top 0,1 % manusia Indonesia, selama pandemi ini tidak belanja atau mengurangi belanjanya untuk pertama kalinya dalam 30 tahun dirinya berbisnis.

Bisnisnya drop turun, dimana 2 resesi yang lalu bisnisnya tetap tumbuh di masa  normal ? Tumbuhnya stabil 15% an pertahun. Selama 30 tahun kecuali kali ini. Inilah mengapa saya mengatakan kontraksi ekonomi kali ini beda!!!

 

Mantan Ketum PP AMPG ini menjelaskan, “apa yang terjadi di negara yang resesi tersering adalah Investor menahan uang untuk masuk ke bisnis baru pasar, membelanjakan uangnya hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.

 

Pertama yang terbanyak sebagian mungkin untuk kebutuhan, kedua, belanja kebutuhan, ketiga itu jauh berkurang. Perkiraan kita akan resesi di Indonesia yang kwartal kemarin. Minus kurang lebih 4 persen dan paling hebat naiknya 2,3 persen alias masih minus 2. Ekonomi Indonesia di kwartal berikutnya masuk resesi mungkin di bulan November. Padahal kwartal ke 3 itu  selesainya September, maka dari itu kita harus segera mengantisipasi khusunya dampat terburuk jika Indonesia terkena Resesi Ekonomi, tutup Ketua Ormas DPP Partai Golkar.

 

ASW