Saudi Mengirim Undangan Untuk Indonesia, Fahd A Rafiq: Membahas Konflik Rusia-Ukraina

Saudi Mengirim Undangan Untuk Indonesia, Fahd A Rafiq: Membahas Konflik Rusia-Ukraina

Negara Arab Saudi mengambil langkah  bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak untuk membahas rencana perdamaian Rusia dan Ukraina.

Dilansir The Straits Times, Senin (31/7/2023), pertemuan tersebut juga mengundang para pejabat senior dari Indonesia, Mesir, Meksiko, Chili, Zambia dan India serta Brasil. Pertemuan ini dikabarkan akan digelar di Jeddah pada 5-6 Agustus 2023.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menanggapi, Arab Saudi telah mengirim surat undangan untuk Indonesia, dalam mengikuti pertemuan yang akan di gelar 5-6 Agutus tersebut, dalam pertemuan tersebut diketahui akan membahas rencana perdamaina yang telah terjadi antara Rusia dan Ukraina.

“Arab Saudi telah mengirim undangan pertemuan kepada Indonesia, melalui Kemlu, Indonesia dipercaya oleh Arab Saudi untuk mengikuti pertemuan para pejabat negara yang ada didunia, yang akan digelar di Jeddah pada 5-6 Agustus ini, dalam pertemuan tersebut pula puncak nya adalah untuk membahas rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina.” Ujar Fahd A Rafiq.

Wall Street Journal sebelumnya melaporkan sekitar 30 negara bakal menggelar pertemuan di Jeddah pada 5-6 Agustus. Mereka akan membahas soal perang Rusia-Ukraina.

Fahd A Rafiq juga menambahka, “Semoga dalam pertemuan yang dilaksanakan di Jeddah Arab Saudi, para pejabat negara didunia, dapat menghasilkan hasil positif untuk perdamaian antara Rusia dan Ukraina.” Tutup Fahd A Rafiq.

Hingga kini, terdapat sejumlah negara yang mengkonfirmasi hadir di antaranya Inggris, Afrika Selatan, dan Uni Eropa.

Sejak invasi, banyak negara yang mendesak Rusia-Ukraina agar melakukan dialog damai. Beberapa negara lain bahkan mengajukan peace plan. Namun, hingga kini belum menuai hasil.

Penulis : FNID

Invansi Rusia ke Ukraina Tepat 1,5 Tahun, Fahd A Rafiq Ribuan Warga Sipil Menjadi Korban Kejahatan

Invansi Rusia ke Ukraina Tepat 1,5 Tahun, Fahd A Rafiq Ribuan Warga Sipil Menjadi Korban Kejahatan

Invansi Rusia Terhadap Ukraina sudah memasuki waktu selama 1,5 tahun, setelah dilakukan pertama kali pada bulan Februari 2022 lalu. Kejahatan perang tersebut diketahui telah memakan korban jiwa Lebih dari 10 ribu warga sipil di Ukraina.

Kepala Departemen Kejahatan Perang di Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, Yuriy Belousov, mengatakan total 10.749 nyawa melayang dan 15.599 orang terluka akibat invasi itu.

Namun, Belousov mengatakan angka ini masih akan bertambah. Ia menegaskan ketika Ukraina berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia, data kematian akan “bertambah sangat banyak. Saya rasa di Mariupol saja akan ada puluhan ribu kematian,” ujar Belousov, seperti dikutip CNN, Rabu (2/8).

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyampaikan, perang antar kedua negara tersebut telah memasuki waktu 1,5 tahun, setelah pertama kali dilancarkan invansi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

“Perang antar kedua negara telah memasuki waktu 1,5 tahun, setelah Rusia melancarkan serangan pertama kali ke Ukraina pada Februari 2022, dari kejahatan tersebut diketahui telah memakan korban jiwa sebanyak 10 ribu orang, hingga saat ini kedua negara tersebut masing-masing saling melancarkan serangan.” Ujar Fahd A Rafiq (4/8).

Fahd A Rafiq juga menambahkan, “Angka ini masih akan bertambah, saya berharap PBB harus mendesak agar invansi Rusia ke Ukraina ini agar cepat berakhir, banyak jiwa yang tidak bersalah menjadi korban atas kejahatan perang tersebut.” Tutup Fahd A Rafiq.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga diduga terlibat kejahatan perang dan sudah menjadi target Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

ICC pun sudah merilis surat perintah penangkapan Putin. Menurut ICC, Putin terlibat kejahatan perang karena mendeportasi secara ilegal anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

Penulis : FNID