Ketum DPP BAPERA: Melihat State Sponsor Acak Acak Negara Lain.

Apa Kaitannya dengan Pilpres 2024?

Jakarta – Belajar dari Sejarah beberapa tahun lalu,  Kita belajar politik luar negeri, Bocornya Email Hillary Clinton membuat hancur Reputasi Hillary dalam semalam dan trump menang pada pilpres lalu sebelum dikalahkan Joe Bidan dengan selisih tipis pada pilpres USA, Ucap Fahd A Rafiq, di Jakarta pada, Senin, (22/8)

Ketua Umum DPP Bapera ini menceritakan, “Siapa yang tidak ingin Hillary berkuasa itulah pemainnya. Namanya Mariskova 2.0, serangan dukungan Brexit keluarnya inggris dari uni eropa tepat 2 hari sebelum referendum membuat suara mayoritas rakyat inggris setuju, Inggris keluar dari Uni Eropa dan mengagetkan banyak pengamat kebijakan luar negeri, dalam sekejap dunia menjadi Heboh saat itu. Inggris angkat kaki dari Uni Eropa, ya kagetlah satu Eropa”, Ucapnya.

Mantan Ketum DPP KNPI ini melanjutkan ceritanya, “Pengaruh Brexit untuk Uni Eropa jadi lemah, jadi, siapa ingin eropa lemah itulah yang bermain di Brexit. Disisi lain  kencangnya pendukung Catalunya ingin Merdeka yang membuat pertandingan El Clasico (Pertandingan antara Real madrid vs Barcelona) tinggal sejarah kalau Catalunya atau Basque pisah dari spanyol. Guncangnya referendum tersebut ada yang memainkan dengan cantik via social media dan media digital. Membuat spanyol goyang serta membuat eropa lemah. Sekali lagi siapa dibelakang Catalunya, Mariskova 2.0.

Lalu kita ke negara Piramida,  dengan Arab Spring di Mesir diawali dengan kelangkaan gandum di Rusia yang gagal panen karena musim panas berkepanjangan di rusia saat itu. Serangan via media sosial membuat Revolusi Mesir yang menumbangkan Rezim Islam versi Ikhwanul Muslimin. Dari 3 kisah yang disebutkan diatas adalah contoh serangkaian Geopolitik Dunia yang dimainkan 3 negara besar dunia. Ujung ujungnya adalah ingin manfaat (Benefit) dari wilayah tersebut.

Mantan ketum PP AMPG ini mengatakan, “terlalu naif kita mengatakan bahwa dalam sebuah negara politiknya itu tidak ada campur tangan negara lain yang mencari untung dari negara tersebut. Tidak ada, pasti ada negara yang cari untung dari negara yang disponsori tersebut, itulah Mariskova 2.0 milik Rusia”, cetusnya.

Rusia punya Mariskova 2.0, itu bukan mainannya Donald Trump lho, bukan juga Obornya Xi Jin Ping, lalu indonesia bagaimana?. Melihat situasi dalam negeri saat ini, negara yang selalu diuntungkan selama ini nantinya pasti akan memberi dukungan mati matian demi kelancaran masa depan mereka di Indonesia, betul kan, siapapun calon presiden yang akan bertanding pada 2024 pasti akan ada campur tangan negara lain.

Mantan Ketum Gema MKGR ini menegaskan, “Skenario ini adalah bagian dari State Sponsor  agar selalu tetap untung. Saat ini kita sudah tahu negara seberang mana yang diuntungkan itu oleh Indonesia dalam beberapa tahun ini. Mau tau, ya Lihat saja Neraca Perdagangannya, itu adalah cara gampang untuk melihat negara mana yang di untungkan selama beberapa tahun ini di Indonesia.

Kedepannya mereka ingin untung terus, lebih mencengkeram lagi. untuk dilepas ya, ngak mungkin lah. Pastinya negara tersebut ingin lebih untung selamanya kalau perlu.

Kalau sisi lawan siapa? Sisi yang dirugikan dong, siapa sebenarnya selama beberapa tahun ini dengan Indonesia? Gampang bacanya, mereka yang rugi ini pasti tidak ingin rugi terus. Dan mereka yang tidak untung pasti punya strategi jangka pendek atau jangka panjang untuk mengambil Indonesia kembali.

Yang mereka lakukan yaitu mereka bikin goyang – goyang pemerintah, mereka bikin Indonesia tidak stabil ekonominya, tidak stabil rakyatnya, Informasi selalu isinya negatif. Intinya adalah dibuat goyang negara Indonesia, inilah yang membuat saya berani mengatakan <span;>Demo mahasiswa, kabut asap dan konflik papua ada Permainan Asing dan ada state sponsor. Jadi kedepan Indonesia harus bagaimana?, Tutup Ketua Bidang Ormas DPP Golkar tersebut.

Penulis: ASW