
Dengan ditambahnya jumlah tentara dan personel polisi diharapkan menambah kuantitas, kualitas serta kembali disegani khsususnya terkait pertahanan dan kemanan Indonesia baik dalam maupun luar negeri, Khususnya di kawasan regional.
Fahd El Fouz A Rafiq
(Ketua Umum DPP Bapera)
Jakarta – Kebijakan apapun soal negara pastinya berurusan dengan dunia politik. Karena politik senantiasa terpaut dengan Narasi. Setiap narasi adalah perjuangan tekstual (wicara/bicara-tulisan) untuk membuat sebuah hal ihwal diterima dan membuat hal ihwal ditolak atau setidaknya ditunda untuk diterima dan membuat hal ihwal yang lain ditolak atau setidaknya ditunda untuk diterima dalam ruang sosial, ucap Fahd A Rafiq Ketua Umum DPP Bapera di Jakarta, pada Selasa (22/11).
Dalam kita suci Al Qur’an ada surah bernama Al ‘asr ( massa/waktu). Yang intinya kita harus kenali akan kekuatan waktu, dalami pengetahuan hati dan selami akan kekalnya doa. Seperti kita ketahui momentum tidak dapat dikejar namun ketika momentum itu hadir dan terlewatkan ia menjadi kenangan. Ingat kenangan tidak akan membawa anda kemana mana.
Maksud dari tulisan diatas adalah Indonesia mampu memanfaatkan peluang atas konflik global yang sedang menimpa dunia saat ini. Artinya kita memanfaat konflik global dan ini adalah momentum/waktu yang tepat yang tidak boleh di sia siakan. Negara yang dahulu bernama Nusantara di takdirkan untuk menjadi negara besar. Jika tidak momentum ini hanya menjadi bagian dari cerita dan kenangan di tempat obrolan cafe dan warung kopi.
Salah satu langkah menjadikan Indonesia menjadi negara besar dengan memperbanyak jumlah tentara dan polisi sebagai faktor penggentar untuk negara negara asing. jika dibandingkan dengan country yang masuk kategori maju, Indonesia masih cukup tertinggal apalagi soal jumlah pasukan dan perangkat militer dan kepolisian.
Perlu diketahui bersama Tiongkok menjadi negara yang memiliki 2 juta tentara aktif, di ikuti India 1,45 juta, Amerika 1,39 jt , Korea Utara 1,2 juta tantara, Rusia 850 ribu tantara, Pakistan mempunyai 640 ribu tentara militer aktif. Dimana posisi Indonesia ?
Jumlah tentara aktif Indonesia menempati peringkat ke-8 terbanyak di Asia, yakni sebanyak 395,50 ribu personel dan jumlah personel polisi 450 ribu personel. Vietnam menjadi negara dengan jumlah personel aktif militer terbanyak di Asia Tenggara. Adapun jumlah personel aktif militer yang dimiliki Vietnam berkisar 470.000 personel.
Setelah sebelumnya saya sering membicarakan ekonomi seperti GDP, Gini Ratio, PDB salah satu syarat menjadi negara maju dengan memperkuat kekuatan militer dan kepolisian Kekuatan ekonomi sebuah negara pastinya di back up oleh kekuatan militer yang sesuai standar.
Apakah dengan jumlah tentara yang banyak membuat sebuah negara maju. Jawabannya belum tentu? Akan tetapi kedua unsur ini saling melengkapi plus ditambah penguasaan dalam bidang Teknologi.
Negara seperti Korea Utara, Vietnam, India, Pakistan menjadi negara dengan total jumlah tentara aktif di atas Indonesia. Tetapi mereka belum dikategorikan negara maju. Militer membackup ekonomi. Bagaimana negara negara eropa jika mendapat serangan dari luar. Mereka punya aliansi pertahanan yang telah teruji sejak perang dunia ke II bernama pakta pertahanan NATO.
Negeri gema ripah loh Jinawi ini adalah negara Archipelago yang sangat luas, beberapa kali kedaulatan Indonesia di goyang oleh negara negara yang mungkin ingin ngetes kekuatan pertahanan dan keamanan Indonesia. Layaknya NKRI yang memiliki jumlah penduduk hampir 300 juta jiwa ini memiliki 1 juta tentara dan polisi aktif untuk melindungi negeri Indonesia tercinta.
Faktor penggentar itu penting, contoh kita lihat negara korea Utara yang jumlah tentaranya 1,2 juta jiwa apakah ada yang berani colek negeri Kim jong ung tersebut. Walaupun korea utara diberitakan oleh media barat adalah negara miskin. begitu juga Vietnam yang mampu mengalahkan AS pada perang indo cina II dengan taktik perang gerilyanya.
Tiongkok dengan penduduk 1,5 Milyar memiliki tentara sebanyak 2 juta pasukan bisa jadi personel polisi lebih dari 2 juta jiwa. Seperti kita ketahui bersama tiongkok saat ini adalah menguasai perdagangan dunia dan yang sangat digemborkan adalah mengembalikan hegemoni Jalur Sutra dalam perdagangan dunia. USA masih bertahan dalam penguasaan bidang teknologi.
Kita tidak perlu mencari rumus baru untuk menciptakan Indonesia kembali pada masa kejayaan. Kita tiru saja apa yang dilakukan Tiongkok dan Amerika. Lihat dari jumlah tentaranya negara maju pasti punya tentara diatas 1 juta personel begitu juga kepolisian untuk keamanan dalam negeri pastinya jauh lebih banyak dan tentara untuk mengantisipasi serangan yang berasal dari luar negeri.
Hari ini dunia dalam kondisi tidak baik baik saja, perlahan Invasi Rusia ke Ukraina telah menjalar hampir keseluruh negara Eropa ditambah lagi perang dagang antara AS dengan Tiongkok yang membuat dunia semakin tidak karuan. Apakah kepemimpinan global yaitu Amerika setelah perang dunia ke II akan beralih, yang jadi pertanyaan kita apakah Indonesia akan terlibat dalam konflik tersebut ? Jadi yang pasti NKRI harus menaikan nilai tawar tinggi di era transisi saat ini, Tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar.
Penulis: ASW